Kamis, 03 Februari 2011

Penantian Puluhan Tahun Seorang Gadis


“Semoga catatan ini bisa memberi hikmah bagi kita para Akhwat yang sampai

detik ini belum dipertemukan dengan jodohnya”

Sholat jum’at baru saja usai ditunaikan. Pak Yunus seperti biasa masih berada dalam

masjid bersama beberapa bapak yang lain. Tiba-tiba, baru saja selesai berdzikir, Pak Daud

menghampiri Pak Yunus: menepuk pundak Pak Yunus lantas berjabat tangan. Ya, Pak Yunus

dan Pak Daud sudah berteman sejak lama semenjak dipertemukan dalam satu

pengajian.“Gimana kabarnya Pak?”, sapa Pak Daud

“Alhamdulillah baik. Bapak sendiri gimana?”, balas Pak Yunus

“Alhamdulillah.. (terdiam sebentar). Ngomong-ngomong,, masih sendirian aja nih Pak?”,

Pak Daud melempar pertanyaan gurauan yang selama ini sering diajukannya.

Pak Yunus hanya tersenyum seperti biasanya jika ditanya hal itu.

Semenjak istri Pak Yunus meninggal dunia beberapa tahun lalu, Pak Yunus menjalani hariharinya

tanpa pendamping. Usianya yang sudah kepala 6 pula yang sepertinya menjadi salah

satu keputusan untuk tak ingin menikah lagi. Ketiga anaknya yang telah berkeluarga

membuat Pak Yunus semakin kesepian. Ya, sebagai seorang laki-laki, terkadang perasaan

membutuhkan seorang pendamping di hari tua, juga dialami oleh Pak Yunus.

Banyak teman di sekitar Pak Yunus yang menyarankan untuk menikah lagi, termasuk

Pak Daud.

***

1 Syawal 1430 H

“Hei,, saudara-saudara,, Tasya mau nikah 2011 nanti..”, Mira, menantu Pak Daud,

tiba-tiba berteriak di ruang tengah saat kumpul keluarga besar Pak Daud. Spontan, saudarasaudara

yang lain langsung bertanya ke yang bersangkutan, Tasya, anak bungsu Pak Daud.

“Bener Sya?”

“Bener ka Tasya?”

Tasya hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan senyuman, sambil berkata:

“Itu hanya rencana pribadi. Belum tahu rencana ALLAH nantinya..”

Di sisi lain, Tante Yeni hanya terdiam, dan tersenyum yang cukup dipaksakan. Tante

Yeni adalah adik perempuan Pak Daud yang belum juga bersuami di usianya yang menjelang

kepala 5.

Tasya menangkap semburat yang tidak mengenakkan ketika melihat wajah tante

Yeni.Tasya sadar dan merasakan apa yang tante Yeni rasakan: keponakannya sudah

merencanakan akan menikah,, sementara dirinya??. Mungkin hal itulah yang ada di pikiran

tante Yeni, pikir Tasya.



Tante Yeni memang belum menikah hingga saat ini, yang mungkin seharusnya sudah

saatnya mempunyai anak atau bahkan menimang cucu. Tapi, ya itulah jodoh. Tante Yeni bisa

dibilang belum menemukan jodohnya hingga saat ini.

Apakah karena masalah kecantikan? Ooohh,, tentu tidak! Tante Yeni cukup cantik

dengan kulit putihnya. Apakah karena agamanya? Oooohh,, jangan salah,, tante Yeni adalah

wanita yang sangat menjaga qiyamullail. Apakah karena hartanya? Ooohh,, tentu saja tante

Yeni cukup mandiri untuk menghidupi dirinya walaupun tanpa pekerjaan tetap, yang penting

tetap berpenghasilan. Apakah karena keturunannya? Ooohh,, tante Yeni adalah keturunan

terhormat, dari bapak yang seorang kepala sekolah. Lantas,, apa yang membuatnya hingga

saat ini belum juga menikah??

Ya, itulah misteri jodoh. Kita tak kan pernah tahu kapan datangnya, dan kita takkan

pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Kita hanya bisa menanti, berusaha, berdo’a dan terus

memperbaiki diri.

***

Seperti jum’at biasanya, beberapa bapak masih berdzikir di dalam masjid usai sholat

jum’at, termasuk Pak Yunus dan Pak Daud. Pak Yunus menghampiri Pak Daud yang sedang

berada di pojok masjid.

“Assalamu’alaikum. Pak..”, sapa Pak Yunus sambil menjabat tangan Pak Daud.

“Wa’alaikumusalam..”, jawab Pak Daud hangat.

Pak Yunus menyampaikan maksudnya; ia ingin menikah lagi dan ingin mencoba

berkenalan dengan adik perempuan Pak Daud, tante Yeni.

Pak Daud dengan senang hati menerima tawaran itu dan mengabarkan hal ini kepada

adiknya, tante Yeni. Tante Yeni pun mengiyakan; hal ini yang tentunya sangat dinantikan

tante Yeni.

Pertemuan pertama pun sudah diatur oleh Pak Daud. Pak Daud menemani Pak Yunus

untuk berkunjung ke rumah orang tua Pak Daud, yang tak lain dan tak bukan adalah tempat

tinggal tante Yeni. Mereka berbincang dan berkenalan lebih dalam.

Pertemuan demi pertemuan dilakukan. Tak ada jalan berdua, selalu ada yang

menemani, layaknya ta’aruf pada umumnya. Hanya ada 4 kali pertemuan dan kedua belah

pihak keluarga juga menyetujui, termasuk anak-anak Pak Yunus. Akhirnya khitbah pun

dilangsungkan.

***

Keluarga besar Pak Daud telah berkumpul sejak pagi di rumah orang tua Pak Daud.

Hari ini akan ada ada pertemuan dua keluarga: keluarga Pak Yunus dan keluarga tante Yeni.

Di sela-sela persiapan khitbah, Tasya menemani tante Yeni di kamarnya dan

bermaksud mendapatkan cerita yang menarik dari proses ini. Proses menuju pernikahan

seorang gadis berumur 40-an dengan duda berumur 60-an, sungguh kisah yang unik.


“Gimana tante perasaannya?”, tanya Tasya to the point.

“Yaaaa,, gak nyangka aja. Padahal kamu yang udah ngerencanain nikah, sedangkan

tante gak punya rencana apa-apa. Tapi ternyata sekarang tante mau dilamar..”, jawab

tante Yeni sumringah.

“Ya,, gitu deh kalo udah rencana ALLAH. Aku juga itu baru rencana pribadi. Gak tau

deh ke depannya gimana. Mungkin bisa dipercepat atau diperlambat sama ALLAH

dari rencanaku.”, Tasya semakin bijak dalam kata-kata.

“Iya, padahal kan tante udah hampir 50 umurnya. Tapi ternyata emang baru saat ini

ALLAH memberikan jodoh itu. Nggak tau kenapa pas sama Pak Yunus, terasa dimudahin

banget prosesnya, cuma 4 kali ketemuan. Pas ketemuan 2 kali, dia sms kalo mantap dengan

pilihannya. Pas ketemu sama anak-anaknya, tante juga gak merasa takut, biasa aja. Ya, tante

mah berdoa aja sama ALLAH, jika memang ini yang terbaik maka dekatkanlah dan

mudahkanlah, dan jika memang bukan terbaik untukku, maka jauhkanlah dengan baik-baik.

Alhamdulillah,, proses itu dimudahkan dan hati tante pun mantap.”, cerita panjang tante Yeni

begitu membuat Tasya terperangah.

“Semoga lancar ya Tan,, ke depannya..”, Tasya menguatkan tante Yeni, sambil

bersiap menuju ruang keluarga karena sudah banyak yang menunggu.

***

Setelah khitbah, hari itu juga keluarga besar tante Yeni pun berkumpul untuk membicarakan

resepsi pernikahan yang sungguh unik ini. Mulai dari membuat undangan, kepanitiaan

sampai pembagian tugas. Ya, resepsi pernikahan yang akan dilangsungkan tak jauh beda

dengan resepsi pernikahan pasangan muda pada umumnya.

***

Akad nikah yang dilangsungkan beberapa hari setelah Hari Raya Idul Adha begitu

khidmat. Undangan para anak yatim piatu turut merasakan kebahagiaan kedua mempelai

pada resepsi pernikahan. Dan kini, doa tante Yeni terkabul sudah; menutup masa lajangnya.

***

Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata tanteku. Ya, dalam masa penantian menemukan

jodohnya, tak sepatah kata pun kudengar dari bibirnya menyalahkan takdir, menyalahkan

ALLAH yang seolah tak berpihak padanya. Dalam masa penantian itu, dia sibukkan dirinya

dengan ibadah kepada ALLAH dan kegiatan sosial di lingkungannya. Hingga akhirnya,

selama penantian bertahun-tahun, puluhan tahun lamanya, teruji sudah kesabarannya, dan ia

pun mendapatkan jodoh yang insya ALLAH terbaik menurut ALLAH. Itulah misteri jodoh.

Kita tak kan pernah tahu kapan jodoh itu datang. Manusia hanya bisa berencana. Namun,

ALLAH-lah yang berkehendak atas semuanya. Bisa saja jodoh kita datang menjadi lebih

cepat atau bahkan lebih lambat dari rencana kita sebelumnya.

Kita pun tak kan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Entah itu dengan orang yang

sudah dekat dengan kita maupun orang jauh sekalipun yang tak pernah saling bertemu. Atau

bahkan kita tak dipertemukan dengan jodoh kita di dunia ini, tapi di syurga-NYA nanti.

Allahu Akbar!


Saudaraku, yakinlah bahwa ALLAH telah menyiapkan skenario terbaik untuk

kita dalam masalah jodoh. Tak perlu khawatir. Karena ALLAH telah berkata dalam

Q.S An-Nahl:72

“Dan Allah telah menjadikan jodoh-jodoh kamu sekalian dari jenismu sendiri, lalu

menjadikan anak-anak dan cucu bagi kamu dari jodoh-jodohmu.”

Saudaraku, jangan pernah terbersit sedikitpun bahwa ALLAH tak adil karena

sampai saat ini jodoh belum juga menghampiri. Coba instrospeksi diri. Gunakan masa

penantian jodoh ini dengan terus berikhtiar, berdoa dan terus sibuk memperbaiki diri.

Bukankah kita menginginkan jodoh yang baik? Seperti yang dijanjikan-NYA dalam

Q.S An-nuur:26

“Wanita – wanita yang keji adalah untuk laki – laki yang keji dan laki – laki yang keji adalah

untuk wanita yang keji. Dan wanita – wanita yang baik adalah untuk laki – laki yang baik,

dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita – wanita yang baik (pula).”

Teruntuk tanteku:

“Barakallahu Laka Wa Baraka ‘Alaika Wa Jama’a Bainakuma Fi Khair”

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa coment