Selasa, 21 September 2010

Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya Tidak Dengan Merayakan Maulid Nabi


sebagai seorang muslim kita wajib mencintai Allah dan Rasulnya semua tu dapat kita lakukan dengan berbagai cara di antaranya sebagai berikut

Syaikh Muhammad Jamil Zainu

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,

إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Ali Imran: 31)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR. Al-Bukhari)


Ayat di atas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam. Menta’ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.

Adapun hadits shahih di atas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, bahkan sebagaimana ditegaskan dalam hadits lain hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Pengaruh kecintaan itu tampak ketika terjadi pertentangan antara perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam dengan hawa nafsunya, keinginan isteri, anak-anak serta segenap manusia di sekelilingnya. Jika ia benar-benar mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam, ia akan mendahulukan perintah-perintahnya dan tidak menuruti kehendak nafsunya, keluarga atau orang-orang di sekelilingnya. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta belaka maka ia akan mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu menuruti setan dan hawa nafsunya.

Jika anda menanyakan kepada seorang muslim, "Apakah anda mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam ?" Ia akan menjawab, "Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau." Tetapi jika selanjutnya ditanyakan, "Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar perintahnya dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan Nabi?"

Dia akan menjawab, "Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik." Kita mengatakan padanya, "Seandainya hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta’atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Suatu kali, penulis bersilaturrahim kepada seorang dokter muslim. Penulis melihat banyak gambar orang laki-laki dan perempuan di pajang di dinding. Penulis lalu mengingatkannya dengan larangan Rasulullah dalam soal memajang gambar-gambar. Tetapi ia menolak sambil mengatakan, "Mereka kawan-kawan saya di universitas."

Padahal sebagian besar dari mereka adalah orang-orang kafir. Apalagi para wanitanya yang memperlihatkan rambut dan perhiasannya di dalam gambar tersebut, dan mereka berasal dari negeri komunis. Sang dokter ini juga mencukur jenggotnya. Penulis berusaha menasihati, tetapi ia malah bangga dengan dosa yang ia lakukan, seraya mengatakan bahwa ia akan mati dalam keadaan mencukur jenggot.

Suatu hal yang mengherankan, dokter yang melanggar ajaran-ajaran Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam tersebut mengaku bahwa ia mencintai Nabi. Kepada penulis ia berkata, "Katakanlah wahai Rasulullah, aku ada dalam perlindunganmu!"

Dalam hati penulis berkata, "Engkau mendurhakai perintahnya, bagaimana mungkin akan masuk dalam perlindungannya. Dan, apakah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam akan rela dengan syirik tersebut? Sesungguhnya kita dan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam berada di bawah perlindungan Allah semata."

Kecintaan kepada Rasulullah adalah tidak dengan menyelenggarakan peringatan, pesta, berhias, dan menyenandungkan syair yang tak akan lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak dengan berbagai macam bid’ah yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syari’at Islam. Tetapi, kecintaan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam adalah dengan mengikuti petunjuknya, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan menerapkan ajaran-ajarannya.

Sungguh, alangkah indah ungkapan penyair tentang kecintaan sejati di bawah ini.

"Jika kecintaanmu itu sejati, niscaya engkau akan menta’atinya.
Sesungguhnya seorang pecinta, kepada orang yang dicintainya akan selalu ta’at setia."

[Dari kitab Al Firqatun Najiyah Edisi Indonesia Jalan Golongan Yang Selamat Penulis Syaikh Muhammad Jamil Zainu Judul Bab: Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya]

Selasa, 22 Juni 2010

Cara Pemulihan Paling Top untuk Patah Hati


Mungkin tulisan ini bisa membantu semua tuk memulihkan anda semua yang lagi patah hati tuk bangkit, ni bukan jadi acuan tpi ni bisa jadi salah satu referensi buat kalian semu. Hanya untuk catatan, saya, karena saya mencoba tuk ikut gaya bahasa seorang penuis tapi saya tidak akan menjadi salah satu penulis, malam ini. hubungan manusia sangat rumit seperti yang tanpa membuang di Breakup. Hal ini dapat putus hubungan dengan teman Anda, saudara, anak, suami, istri atau mitra bisnis. Siapa pun itu, putus butuh waktu untuk menyembuhkan. Jadi untuk mata Anda saja, saya akan mengungkapkan tujuh tahap bahwa seseorang akan melalui saat hubungan berakhir. Dapatkan nyaman, dan untuk mereka yang masih sakit, memiliki beberapa jaringan di siaga.

Dari pengalaman pribadi saya sendiri, saya percaya bahwa sekali Anda putus dengan teman Anda atau kakek bahkan terbaik, Anda tiba-tiba tersedot ke lingkaran, bahkan pusaran air, di mana Anda bertemu satu dari tujuh tahap sampai Anda mudah-mudahan bisa keluar dari pusaran dengan luka Anda akhirnya sembuh. Tentu saja semua orang memiliki pengalaman mereka sendiri dan ini saya untuk berbagi. Demi kesederhanaan, kami, Äôll mengambil contoh dari Sara, yang dalam hubungan yang hampir berakhir. Sementara di pusaran air, seseorang bisa kembali fase, yang normal dan berarti mereka masih memiliki beberapa penyembuhan yang harus dilakukan.

PROSES PEMULIHAN



TAHAP 1: Denial

Sara tidak percaya dan tidak akan percaya bahwa temannya itu tidak baik baginya. Sebagai manusia itu adalah normal takut kehilangan, yang mengapa kadang-kadang banyak dari kita tetap orang yang sama atau rutinitas yang sama karena aman dan dapat diandalkan, bahkan jika menyakiti Anda dan menyebabkan Anda untuk tetap terhambat pertumbuhannya dalam. Tidak peduli berapa banyak orang menyarankan Sara melepaskan persahabatan ini yang mengisap kehidupan itu dari padanya, ia menolak. Dia menyangkal untuk menilai situasi nyata dari persahabatannya. Tapi tidak untuk lama.

TAHAP 2: MENYALAHKAN & RUGI

Waktu adalah teman baik bagi banyak dari kita. Dengan waktu, orang, cacat Äôs mulai menunjukkan dan penerima tidak tetap jadi pasien seperti sebelumnya. Beberapa bulan kemudian Sara mulai memutuskan sendiri bahwa temannya itu sebenarnya tidak baik untuknya dan ini adalah ketika persahabatan secara resmi bubar. Di tempat persahabatan dia begitu lama, dia sekarang merasa rugi, yang sakit seperti orang gila. Dan sehingga menyalahkan dimulai. Sara menyalahkan temannya karena pengguna. Sara menyalahkan diri sendiri karena begitu mudah tertipu. Sara menyalahkan dunia jika perlu, sedangkan berduka karena kehilangan sesuatu yang dia pikir akan selalu benar dan indah.

TAHAP 3: PENERIMAAN

Sara mulai menerima apa yang telah terjadi dan menyalahkan menurun. Rasa kehilangan masih ada, tapi tidak ada salahnya sebanyak. Dia percaya ini terjadi karena suatu alasan dan mulai menilai situasi secara logis.

TAHAP 4: RE-BOUND

Temui Sara, Äôs teman baru, subjek kembali terikat, Hannah. Meskipun ia telah menerima apa yang telah terjadi harus nasib, Sara ingin mengganti perasaan kehilangan segera. Hal ini dapat menyebabkan dia untuk membuat beberapa keputusan ruam di masa depan memilih teman-teman dan dia pasti akan bangun dengan persahabatan-hang-over jika dia tidak berhati-hati.

TAHAP 5: BERSALAH & TRUST NO

Lebih dengan fase kembali terikat, Sara mulai merasa bersalah. Bersalah atas memiliki fase kembali terikat, merasa bersalah karena dia bilang mantan suaminya-teman begitu banyak hal ia Mestinya, t mengatakan, bersalah karena dia pikir dia bisa menangani situasi jauh lebih baik.

Dengan perasaan bersalah datang rasa tidak bisa mempercayai siapa pun. Sara telah merasa sakit hati dan waspada ketika mendekati hubungan baru, takut bahwa pusaran yang sama akan datang mengisap ke Breakup. Dia masih sakit dan perlu waktu sendiri untuk menyembuhkan luka-lukanya sehingga dia sepenuhnya siap untuk hubungan baru.

TAHAP 6: PENYEMBUHAN

Ini mungkin memakan waktu beberapa minggu untuk beberapa bulan, yang berlangsung setahun jika kerusakan awal cukup buruk. Tahap penyembuhan Sara memberikan banyak waktu untuk memaafkan orang-orang yang membuatnya kecewa, untuk memaafkan dirinya sendiri. Tanpa gangguan dari hubungan baru, Sara perlu fokus pada pengembangan pribadinya sendiri, baik spiritual, mental dan fisik. Sara kebutuhan untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan mencintai dirinya sendiri lagi. Dia harus mampu percaya diri dan tidak takut membuat keputusan sendiri. Dia juga perlu tahu bahwa dia bernilai jauh lebih banyak daripada mendapatkan dirinya ke dalam hubungan yang buruk. Dia nilai-nilainya harga diri dan membuat kesepakatan untuk jujur pada dirinya selalu.

TAHAP 7: MOVING ON

Tahap akhir terjadi ketika Sara merasa dia selama sakit di masa lalu. Dia dapat melihat dengan pikirannya dan bukan hatinya dan emosi. Dia baik-baik dan benar-benar di atasnya dan memahami itu adalah pelajaran keras ia harus mengambil yang telah berlalu. Dia sekarang siap untuk melanjutkan ke bantalan sementara masa depan dalam pikiran pelajaran dia belajar agar tidak mengulangi kesalahan. Sara telah pulih dan tahu apakah dia pernah melihat mantan suaminya-teman dia akan memperlakukan mereka dengan ketidakpedulian karena mereka tidak bisa terluka lagi. Masa lalu adalah di masa sekarang. Dan masa depan cerah.

Sampai pusaran berikutnya menyapu pergi, tapi mudah-mudahan yang menang, t terjadi untuk waktu yang lama. Apa yang bisa saya katakan? Hubungan putus adalah diberikan; menyambut dengan kondisi manusia.

Rabu, 26 Mei 2010

Avril Lavigne - Get Over It Lyrics

Slipping down a slide
I did enjoy the ride
Don't know what to decide
You lied to me
You looked me in the eye
It took me by surprise
Now are you gratified
You cried to me

La, la, la, la, la

Don't turn around
I'm sick and I'm tired of your face
Don't make this worse
You've already gone and got me mad
It's too bad I'm not sad
It's casting over
It's just one of those things
You'll have to get over it

When I was feeling down
You'd start to hang around
And then I found your hands all over me
And that was out of bounds
You filthy rotten hound
It's better than it sounds, believe me

La, la, la, la, la

Don't turn around
I'm sick and I'm tired of your face
Don't make this worse
You've already gone and got me mad
It's too bad I'm not sad
It's casting over
It's just one of those things
You'll have to get over it

Hey, you gotta get over it
Hey, you gotta get over it

It's too bad I'm not sad
It's casting over
It's just one of those things
You'll have to get over it

Don't turn around
I'm sick and I'm tired of your face
Don't make this worse
You've already gone and got me mad

Don't turn around
I'm sick and I'm tired of your face
Don't make this worse
You've already gone and got me mad
It's too bad I'm not sad
It's casting over
It's just one of those things
You'll have to get over it

You'll have to get over it

powered by lirik lagu indonesia

Selasa, 25 Mei 2010

Haramnya Berpakaian Ketat, Tipis Atau Tak Sempurna Menutupi Aurat


Wanita berpakaian ketat di hadapan mahramnya (kerabat si wanita yang haram menikahinya) dan di hadapan wanita lain saja tidak boleh. Apalagi di hadapan lelaki lain. Masalah wanita berpakaian ketat ini ada penegasan dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, pemakainya tak akan masuk surga, bahkan mencium bau surga saja tidak.“Dua golongan termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihat mereka; satu kaum (penguasa) yang membawa cambuk (besar) seperti ekor sapi, dengannya mereka memukuli manusia; dan kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, menggoda dan menyimpang, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mendapati aromanya, padahal aromanya bisa didapat dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Dan sabdanya:

“Akan ada di akhir ummatku orang-orang yang naik diatas pelana seperti layaknya orang-orang besar, mereka singgah di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian namun telanjang, di atas kepala mereka ada semacam punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat.” (HR. Ahmad, Al-Haitsami berkata, para periwayat Ahmad orang-orang yang shahih/ benar).

Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:

Memakai pakaian-pakaian yang ketat yang memperlihatkan tonjolan kecantikan wanita dan menampakkan keindahan tubuhnya adalah perbuatan haram, karena Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda :

Dua golongan orang yang merupakan calon pengisi neraka yang belum saya lihat mereka itu : Laki-laki yang memiliki cemeti/ cambuk bagaikan ekor sapi yang dengannya mereka memukuli orang, dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang) mailat mumilat (menyimpang dari kebenaran dan mengajak orang lain untuk menyimpang) (HR Muslim dan lainnya).

Sabdanya,” kasiyat ‘ariyat,” telah ditafsirkan:

1. Bahwa mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat yang harus ditutup,

2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,

3. dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang memang menutupi kulit dari pandangan namun tetap menampakan lekuk dan bentuk kemolekan tubuh wanita.

Oleh sebab itu tidak boleh bagi wanita mengenakan pakaian-pakaian ketat/sempit ini kecuali hanya di hadapan suaminya saja, karena di antara suami isteri tidak ada aurat, berdasarkan firman-Nya :

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (Al Mu’minun 5-6).

“…dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat mailat mumilat, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan merasakan baunya surga…” ?

Jawab : Tidak ragu lagi bahwa perlakuan wanita memakai pakaian yang ketat/sempit yang menampakkan kemolekan badannya adalah tidak boleh. Dia tidak boleh mengenakannya kecuali di hadapan suaminya saja, adapun di hadapan selain suaminya maka itu tidak boleh (haram), meskipun di hadapan para wanita, karena dia berarti telah menjadi contoh yang sangat buruk sekali bagi yang lainnya bila mereka melihatnya memakai pakaian seperti ini, mereka akan ikut-ikutan menirunya. Dan juga dia itu diperintahkan menutupi auratnya dengan kain yang longgar dan menutupi dari semua orang, kecuali dari suaminya. Dia harus menutupi auratnya dari pandangan wanita sebagaimana dia menutupinya dari pandangan laki-laki (mahramnya) kecuali yang biasa nampak dari wanita seperti wajah, kedua tangan dan kedua telapak kaki yang memang dibutuhkan untuk dibuka.

Sekuntum Do'a untuk Ibunda


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya.

“Ibu, mengapa Ibu menangis?”.

Ibunya menjawab, “Sebab, aku wanita”.

“Aku tak mengerti,” kata si anak lagi.

Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

“Nak, kamu memang tak akan mengerti….”

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.

“Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang

jelas?

Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan.”

Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap

bertanya-tanya,mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan “Ya Tuhan,

mengapa wanita mudah sekali menangis? Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan pada wanita kekuatan untuk dapat melahirkan,

dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap menerima cerca dari anaknya….

Kuberikan pada wanita keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Kuberikan pada wanita kesabaran, untuk merawat keluarganya,

walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah..

Kuberikan pada wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun.

Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap dan sentuhan kasih sayangnya akan memberikan kenyamanan saat didekapdengan lembut olehnya.

Kuberikan pada wanita! kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan m enjadi pelindung baginya.

Sebab, bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan pada wanita kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa, suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan

menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,

sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi

Dan, akhirnya, kuberikan pada wanita airmata agar dapat mencurahkan perasaannya.

Inilah yang khusus kuberikan kepadanya, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata ini adalah airmata kehidupan….

***

Ada sebuah kisah yang sangat menarik untuk kita bagi pada kesempatan kali ini. Saya akan coba ingatkan Anda dengan seorang pemuda Yaman yang sangat berbakti kepada Ibunya. Tepatnya saat Rasulullah SAW tawaf, beliau bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet.

Setelah selesai tawaf, Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu?”

Jawab anak muda itu: “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”.

Lalu anak muda itu bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?” Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridha kepadamu, kamu anak yang saleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”.

Kisah ini mungkin biasa saja bagi kita. Hanya sekadar cerita yang mungkin tidak akan membuat kita menangis haru atau bahkan bersedih. Namun tahukah Anda bahwa sekarang ini susah sekali menemukan anak yang sebegitu berbakti kepada ibunya?

Ibu hanya menjadi sosok yang akan dimintai ibanya saat kita merasa punya banyak masalah. Kita panggil namanya saat kita butuh, dan kita sebut namanya saat kita sakit mengaduh. Ia bukan sosok yang selalu kita ingat saat kita bahagia. Ia juga bukan sosok yang selama ini selalu membuat kita tertawa. Ia hilang dari benak, saat kita sudah jauh darinya.

Setiap kita memiliki ibu yang dengan rela hati merawat dan membesarkan kita. Menguatkan kaki kita untuk berdiri lama, menatap dunia yang angkuh menyapa kita. Saat kita lemah, tangan lembutnya yang akan menguatkan kita. Energi kasih sayang, tatapan lembut nan menawan membuat kita yakin, bahwa kita disambut dengan kehangatan yang luar biasa. Dialah ibu kita, sosok yang selama ini dekat dengan diri kita. Dialah Ibu kita yang selama ini selalu bisa memahami apa yang kita rasakan.

Tapi, mungkin sekarang hubungan kita tak semesra dulu. Mungkin ada masalah yang membelit hati dan membutakan pikiran. Mungkin ada kesalahpahaman dari sikap dan tindakan yang tidak mengenakkan. Mungkin pula ada rasa sakit yang pernah Ibu hujamkan di dada kita sebagai anaknya. Tapi yakinlah saudaraku, bahwa rasa sakit itu tidak akan terasa, manakala kita ingat akan kebaikan dan keikhlasan dia merawat kita. Maafkan salahnya, hormatilah dia.

Karena kita mungkin lebih sering membuat dia menangis, dari pada membuat dia tersenyum. Saatnya mengusap semua derai hati yang belum terobati. Sematkan rasa sayang luar biasa untuk dirinya. Doakan kebaikan untuknya, dan berharaplah agar kita bisa menemuinya kembali dan mencium pipinya berkali-kali. Seraya berbisik lirih di telinganya, “Ibu, Sekuntum doa untuk kamu…”

Senin, 24 Mei 2010

Menjaga lisan


setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi mungkar ( memerintahkan kebaikan, melarang kemungkaran) dan Dzikrullah Azza wa Jalla (mengingat Allah Azza wa Jalla). (HR Tirmidzi)

Mengapakah pada saat-saat beribadah kepada Allah, kita sering tidak merasakan kekhusyukan, apalagi sampai dapat menitikkan air mata, sehingga hampir tidak pernah terasakan lagi lezat dan nikmatnya menghadap Allah?

Ternyata semua itu berpangkal dari hati yang kesat dan kotor. Di dalam hati yang demikian memang tak akan pernah bersemayam nuur (cahaya) iman yang sesungguhnya.

Akibat lain dari memiliki hati yang busuk, kusam, kusut, dan kotor adalah tidak akan pernah mampu kita melahirkan kalimat-kalimat lisan yang benar dan bermutu. Tiap-tiap kalimat yang keluar dari lisan, kata Syeikh Ibnu Atha’illah, pastilah membawa corak bentuk hati yang mengeluarkannya. Betapa tidak? Hati itu bisa diibaratkan dengan teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka yang keluarpun pastilah air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang keluar pun pstilah air bening,

Terjadinya lisan seseorang menghamburkan kata-kata kasar, menyakitkan, jorok, dan sia-sia, semua itu, tidak bisa tidak, bersumber dari hati yang tidak beres. Seseorang yang hatinya tidak selamat akan sangat sulit mengendalikan lisannya. Apa saja yang terlihat di depan matanya niscaya akan membuat lidahnya gatal untuk segera berkomentar, terlepas dari komentarnya itu bermutu atau tidak, bermanfaat bagi dirinya atau tidak, ada yang mendengarkan atau tidak. Jelas, tak akan pernah disadari bahwa perkataaanya mungkin bisa sisa-sia.

Bahakan tidak jarang pada akhirnya sang lisan jadi tergelincir ke dalam perbuatan ghibah karena hanya gemar menyelisik kekurangan dan air orang lain. Bilapun perkataannya didengar oleh orang yang dinilainya, maka jadilah ia perkataan yang menganiaya dan menyakiti perasaannya. Bahkan tidak jarang pula lebih meningkat lagi daripada itu, yakni fitnah! Padahal, sungguh pandangan manusia itu amat terbatas untuk menilai kebaikan atau keburukan seseorang.

Perkataan yang kurang bermutu dan hampa maknsa bisa juga keluar dari lisan seseorang yang didasari oleh hati yang tidak ikhlas. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Adalah ia seroang sahabat, guru, atasan, bahkan mubaligh atau orang tua sekalipun. Mengapa ada seorang anak yang habis-habisan dinasihati oleh orang tua atau gurunya, tetapi tetap saja berkelakuan buruk? Jawabnya, mungkin karena mereka tidak menasihatinya dengan hati yang benar-benar tulus semata-mata ingin membimbing sang anak ke jalan yang benar. Mungkin nasihat itu keluar dari lisannya seraya hatinya penuh diselimuti nafsu amarah.

Mengapa pula seorang mubaligh telah habis-habisan berceramah menyampaikan kebenaran, tetapi toh tak membekas sama sekali di hati para jamaahnya? “kemungkinan yang demikian itu dari engku sendiri,” kata Muhammad bin Wasi’, seorang ulama ahli ma’rifat. Sebab, kata Wasi’, bila nasihat itu keluar dai hati yang ikhlas, pastilah masuk ke dalam hati. Sebaliknya nasihat yang hanya berupa gubahan lidah dan reka-rekaan belaka, ia akan masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sebagus apa pun kata-kata yang terucap, bila keluar dari hati yang riya, sum’ah (sekedar mencari popularitas), ujub, atau takabur, maka ia taka akan pernah mampu menghunjam ke dalam lubuh hati pendengarnya.

Lidah memang tak bertulang. Mengeluarkan kata-kata yang bagimanapun dari lisan sungguh termat mudahnya. Akan tetapi, apa dampaknya dan bagaimana akibatnya, itulah yang sering tidak terpikirkan. Sepatah kata yang terucap sama sekali tidak akan membuat tubuh seseorang terluka, namun siapa yang tahu kalau justru hatinya yang tersayat-sayat. Atau sebaliknya, sepatah kata yang terucap, justru malah menjadi penyebab si pengucapnya mendapat celaka ataupun selamat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak. Rasulullah saw bersabda, “setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah ‘Azza wa Jalla!” (HR Trimidzi)

Karenanya, jangan heran kalau hanya disebabkan sepatah dua patah kata saja yang terlontar dari mulut bisa terjadi perkelahian, dua orang saudara bisa bermusuhan, bahkan membuat seseorang mendekam di balik terali besi. Sebaliknya, tidak perlu heran pula bila berkat satu dua patah kata seseorang bisa selamat dari malapetaka yang akan menimpanya.

Apalagi balasan yang akan menimpa kita di akhirat kelak sebagai akibat terpelihara atau tidaknya lisan. “Barang siapa yang memelihara apa yang ada di antara janggutnya (yakni lisannya) dan apa yang ada di antara kedua pahanya (yakni farjinya) karena aku, “ sabda Rosulullah, “niscaya akan kujamin dia masuk surga” (HR Bukhari). Sesungguhnyalah, “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Dengan demikian, hendaknya kita selalu berhati-hati dengan lisan. Setiap kata yang hendak diucapkan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan masak-masak. Sekiranya kata-kata yang akan terucapkan itu tidak ada manfaatnya, sebaiknya kita memilih diam. Rosulullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)

Lidah, tanda tenaga dan tanpa biaya bisa kita gerakkan setiap saat. Barang siapa di antara kita terlampau banyak bicara, akan sangat cepat mengeraskan hati. Orang yang paling beruntung di dunia ini adalah “fal yaqul khairan au liyashmut” – orang yang sangat bisa memperhitungkan setiap kata-kataya. Barang siapa yang berpiirnya lebih banyk daripada bicaranya, insyaAllah, kata-katanya akan membersihkan hati.

Hati yang selamat, Subbanallah, siapapun pasti merindukannya. Hati yang selamat tidak ahanya akan menyelamatkannya di dunia, tetapi juga di yaumil hisab nanti. Yakni, “Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS Asy Syu’ara [26] : 88-89). Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat, kecuali hati yang selamat!

C I N T A



kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

Wanita Sejati



Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,
"Abi, ceritakan padaku tentang wanita sejati"...
Sang ayah pun menoleh kemudian tersenyum.......
Anakku,
Seorang wanita sejati BUKANlah dilihat dari kecantikan PARAS wajahnya, MELAINKAN dari kecantikan HATI yang ada di baliknya.....

Wanita sejati BUKAN dilihat dari BENTUK TUBUHNYA yang mempesona, MELAINKAN dilihat dari sejauh mana ia MENUTUPI BENTUK TUBUHNYA.....

Wanita sejati BUKAN dilihat dari begitu BANYAKNYA kebaikan yang ia berikan, MELAINKAN dari KEIKHLASANNYA memberikan kebaikan itu......

Wanita sejati BUKAN dilihat dari seberapa INDAH LANTUNAN SUARANYA, MELAINKAN dari apa yang SERING MULUTNYA BICARAKAN....



Wanita sejati BUKAN dilihat dari keahliannya BERBAHASA, MELAINKAN dari bagaimana CARA ia BERBICARA...

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut putrinya......

Ketahuilah putriku...


Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEBERANIANNYA dalam BERPAKAIAN, MELAINKAN sejauh mana ia berani MEMPERTAHANKAN KEHORMATANNYA.......

Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEKHAWATIRANNYA DIGODA orang di jalan, MELAINKAN KEKHAWATIRAN DIRINYAlah yang MENGUNDANG ORANG JADI TERGODA.....

Wanita sejati BUKANlah dilihat dari seberapa BANYAK dan BESARNYA UJIAN yang ia jalani, MELAINKAN sejauh mana ia MENGHADAPI UJIAN itu dengan penuh rasa SYUKUR.....

dan ingatlah...
Wanita sejati BUKAN dilihat dari SIFAT SUPELNYA DALAM BERGAUL, MELAINKAN sejauh mana ia bisa MENJAGA KEHORMATANNYA DALAM BERGAUL......



Setelah itu sang anak kembali bertanya,
"Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi?"..........
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "TELADANILAH MEREKA!"

Sang anak pun mengambil buku itu dan melihat sebuah tulisan "ISTERI-ISTERI RASULULLAH"

----

Sungguh, sebaik2 teladan bagi para muslimah adalah istri2 Rosululloh..
Smg qt termasuk orang2 yg mau & mampu meneladani mereka.. AAMIIN..

Selasa, 18 Mei 2010

Pesonamu

Terdiamku kini menekur diri
mencari apa yang telah terjadi
hanya tanda tanya yang aku dapati
kuterdiam lagi…

Kini kau t’lah pergi
meninggalkan aku yang masih menanti
akankah kasih sayang dan senyum yang manis
kini tiada lagi…

Pesonamu yang kupuja
tak kan bisa aku lupa
belaianmu yang kurasa
membuat aku terlena
semuanya… kini hanya mimpi…

Mungkinkah ada satu asa
yang masih tersisa
untuk cinta kita
hanya yang kuingin dirimu kembali
bersamaku lagi ciptakan hari-hari yang indah

Cinta Yang Hilang

tersenyumlah saat kau mengingatku
karena saat itu aku sangat merindukanmu
dan menangislah saat kau merindukanku
karena saat itu aku tak berada disampingmu
tetapi pejamkanlah mata indahmu itu
karena saat itu aku akan terasa ada didekatmu
karena aku telah berada dihatimu untuk selamanya


tak ada yang tersisa lagi untukku
selain kenangan – kenangan yang indah bersamamu
mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta
mata indah yang dahulu adalah milikku
kini semuanya terasa jauh meninggalkanku
kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu
hati cinta dan rinduku adalah milikmu

cintamu takkan pernah membebaskanku
bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain
saat sayap – sayapku telah patah karenamu
cintamu akan tetap tinggal bersamaku
hingga akhir hayatku dan setelah kematian
hingga tangan tuhan akan menyatukan kita lagi


betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan
yang tengah menghidupkanku sinar redupku
namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya
aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu
karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku
kau takkan pernah terganti
bagai pecahan logam mengekalkan
kesunyian kesendirian dan kesedihanku
kini aku telah kehilanganmu

Kamis, 13 Mei 2010

belajar ngeblog

semuanya aku baru bikin blog tolong bantuan dan bimbingannya