Rabu, 09 Februari 2011

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG) Menurut pandangan Islam




Bulan Februari bagi sebagian besar remaja dan pemuda adalah bulan yang sangat spesial bahkan bagi sebagian remaja muslim. Kenapa di bulan februari mereka menganggap ada yang spesial mungkin semua sudah tau jawabannya, karena di bulan ini da satu hari pada tanggal 14 februari yang selalu di peringati sebagai hari kasih sayang atau biasa di sebut Valentine's Day. Gak munafik dulu pernah juga ikut merayakan hari valentine sebelum tahu apa makna dan bagaimana sejarah valentine day. Bagi para remaja sekarang hari itu adalah hari yang spesial dimana saat itu saling tukar-menukar kado untuk pasangan, mungkin sekarang ini banyak remaja dan pemuda yang sibuk mempersiapkan kado untuk menyambut datangnya hari itu tak menutup kemungkinan sebagian remaja muslim. Mengapa kita sebagai remaja muslim harus ikut merayakan hari itu? pa mungkin mereka belum tahu atau hanya sekedar ikut-ikutan atau biar tidak dibilang kuper atau gak gaul? mungkin tulisan ini sedikit membuka cara berfikir kita khususnya bagi remaja muslim yang masih mengikuti dan sibuk merayakan hari valentine agar kita tidak jatuh kedalam lubang yang lebih dalam.

Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

SEJARAH VALENTINE:

Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:

Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“
Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.

1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2. SUMBER ASASI
Valentine j
elas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.

Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.

Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)

Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.

Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.

Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.

Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.

Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.

Firman Allah s.w.t.:
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.

Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-

"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..



Sabtu, 05 Februari 2011

Saat Indah Masa SMA


Mungkin benar orang bilang saat paling indah saat kita masih SMA, semua mungkin bebas kita lakukan pada masa SMA. Masa SMA kita bebas mengekspresikan semua perasaan kita.

Jadi bingung mau mulai dari mana pokoknya semua kenangan masa SMA saat-saat yang tak terlupakan. Semua berawal saat kita mulai menentukan sekolah setelah kita lulus dari SMP kita mau nerusin dimana, dari situ kita mulai dituntut untuk memilih sekolah mana yang pas dengan keinginan kita.

Mungkin semua akan memilih sekolah yang bonafide dan berkelas tapi buat aku sekolah bonafide dan berkelas adalah nomor ke sekian, yang penting adalah menyesuaikan kemampuan kita baik itu kemampuan materi dan kecerdasan kita

Kalau ngomong-ngomong tentang SMA pasti yang teringat sekarang adalah SMA Negeri 4 Kediri kenapa mesti SMA Negeri 4 Kediri karena saya dulu sekolah disana, bukannya apa2 bagaimanapun juga sekolah ini menyimpan banyak kenangan baik itu kenangan indah, sedih, menggelikan, bahkan memalukan pernah terjadi di sana.

Kita mulai dari kenangan indah saat di SMA. Mungkin ini juga bisa dibilang kenangan yang menggelikan sekaligus memalukan karena saat itu saat pertama merasakan betapa malunya ditolak cewek, huh betapa malunya saat itu sampai sekarang q masih gak bisa membayangkan betapa malunya saat itu, nah kenangan yang indahnya setelah beberapa hari dari waktu q ditolak anehnya cewek itu bilang klo dia mau jadi pacar aku, waahhh betapa senang aku saat itu.
sehari, seminggu ku lalui dengan pacar baru satu bulan ku lalui dengan perasaan senang pas masuk bulan ke dua mulai kurasakan perasaan yang menyakitkan.

saat saat indah di SMA masih banyak lagi saat-saat lagi kumpul sama teman-teman, saat gak ikut suatu mata pelajaran, nongkrong di kantin, masih ingat saat tidak ikut pelajaran paling sering pas mata pelajaran Geografi yang d ajar pak Tatag anak2 pasti ke kantin

masih banyak kenangan indah saat di SMAN 4 Kediri yang paling berkesan dari SMAN 4 Kediri adalah semua gurunya ramah dan cara mengajarnya yang penuh kekeluargaan membuat semuanya jadi tambah berkesan terima kasih kepada Bapak Ibu Guru saya tidak akan melupakan semua jasa-jasamu.

memang benar saat2 d SMA memang bener2 Masa Paling Indah

Menggapai Ridha Allah Dengan Berbakti Kepada Orang Tua


MENGGAPAI RIDHA ALLAH DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Mungkin semua sudah tau dan pernah dengar bahwa Ridho Allah adalah Ridho orang tua, dan itu menjadi salah satu cara kita menggapai Ridho Allah SWT. Mungkin kita sering menganggap ungkapan itu hanya sekedar ucapan biasa bahkan kita juga sering mengabaikan ungkapan tersebut.

Sekarang ini sering kita lihat anak berani kepada orang tua padahal mereka tahu ungkapan tersebut diatas, mungkin mereka tidak sadar betapa besarnya peran orang tua kepada mereka, mungkin mereka akan sadar akan besarnya peranan orang tua jika salah satu atau kedua orang tua kita telah tiada, karena itu sebelum kita menyesal mari kita berbakti kepada orang tua kita dan bahagiakan mereka sebelum mereka meninggalkan kita.

Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini. Mengingat pentingnya masalah berbakti kepada kedua orang tua, maka masalah ini perlu dikaji secara khusus.

Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.

Seperti tersurat dalam surat al-Israa' ayat 23-24, Allah Ta’ala berfirman:

“Artinya : Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” [Al-Israa' : 23-24]

Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa' ayat 36:

“Artinya : Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil [1], dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” [An-Nisaa' : 36]

Dalam surat al-‘Ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:

“Artinya : Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [Al-‘Ankabuut (29): 8] Lihat juga surat Luqman ayat 14-15.

ANJURAN BERBUAT KEPADA KEDUA ORANG TUA BAIK DAN LARANGAN DURHAKA KEPADA KEDUANYA
Yang dimaksud ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang tua, yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila memungkinkan mencegah gangguan kepada keduanya. Menurut Ibnu ‘Athiyah, kita juga wajib mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah (yang diperbolehkan syari’at), dan harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-batasan Allah ‘Azza wa Jalla).

Sedangkan 'uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan “ah” atau “cis”, berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar, seperti memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak mempedulikan, tidak bersilaturrahim, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin.

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN PAHALANYA
[1]. Merupakan Amal Yang Paling Utama
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.

“Artinya : Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’ [2]

[2]. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:

“Artinya : Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” [3]

[3]. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
Haditsnya sebagai berikut:

“Artinya : ...Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesung-guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..”[4]

[4]. Akan Diluaskan Rizki Dan Dipanjangkan Umur
Sesuai sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam

“Artinya : Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyam-bung silaturrahimnya.” [5]

Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang sering berkunjung kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umurnya.

[5]. Akan Dimasukkan Ke Surga Ooleh Allah ‘Azza wa Jalla
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan merupakan jalan menuju Surga. Sedangkan durhaka kepada orang tua akan mengakibatkan seorang anak tidak masuk Surga. Dan di antara dosa-dosa yang Allah ‘Azza wa Jalla segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan meng-hindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla dan akan dimasukkan ke Surga.

BENTUK-BENTUK DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA
[1]. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan atau pun perbuatan yang mem-buat orang tua sedih atau sakit hati.
[2]. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi pang-gilan orang tua.
[3]. Membentak atau menghardik orang tua.
[4]. Bakhil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
[5]. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, “kolot”, dan lain-lain.
[6]. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua dan lemah. Tetapi, jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka tidaklah mengapa, dan karena itu seorang anak harus berterima kasih dan membantu orang tua.
[7]. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
[8]. Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah, misalnya alat musik, mengisap rokok, dan lain-lain.
[9]. Lebih mentaati isteri daripada kedua orang tua. Bahkan ada sebagian orang yang tega mengusir ibunya demi menuruti kemauan isterinya.
Nas-alullaahas salaamah wal ‘aafiyah
[10]. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.

BENTUK-BENTUK BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
[1]. Bergaul bersama keduanya dengan cara yang baik. Di dalam hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa memberi kegembiraan kepada seseorang mukmin termasuk shadaqah, lebih utama lagi kalau memberi kegembiraan kepada orang tua kita

[2]. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut. Hendaknya dibedakan adab ber-bicara antara kepada kedua orang tua dengan ke-pada anak, teman atau dengan yang lain. Berbicara dengan perkataan yang mulia kepada kedua orang tua.

[3]. Tawadhu’ (rendah hati). Tidak boleh kibr (som-bong) apabila sudah meraih sukses atau memenuhi jabatan di dunia, karena sewaktu lahir, kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan, kita diberi makan, minum, dan pakaian oleh orang tua.

[4]. Memberi infaq (shadaqah) kepada kedua orang tua, karena pada hakikatnya semua harta kita adalah milik orang tua. Oleh karena itu berikanlah harta itu kepada kedua orang tua, baik ketika mereka minta ataupun tidak.

[5 ]. Mendo’akan kedua orang tua. Di antaranya dengan do’a berikut:
“Wahai Rabb-ku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil.”

Seandainya orang tua masih berbuat syirik serta bid’ah, kita tetap harus berlaku lemah lembut kepada keduanya, dengan harapan agar keduanya kembali kepada Tauhid dan Sunnah. Bagaimana pun, syirik dan bid’ah adalah sebesar-besar kemungkaran, maka kita harus mencegahnya semampu kita dengan dasar ilmu, lemah lembut dan kesabaran. Sambil terus berdo’a siang dan malam agar orang tua kita diberi petunjuk ke jalan yang benar.

APABILA KEDUA ORANG TUA TELAH MENINGGAL
Maka yang harus kita lakukan adalah:
[1]. Meminta ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan taubat nashuha (jujur) bila kita pernah berbuat dur-haka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup.
[2]. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kubur.
[3]. Selalu memintakan ampunan untuk keduanya.
[4]. Membayarkan hutang-hutangnya.
[5]. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
[6]. Menyambung silaturrahim kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya.

Semoga dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam tersebut, kita dimudahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Aamiin.

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]

MENUJU KELUARGA SAKINAH



baitijannati – Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab Kabul, saat itulah segala sesuatu yang haram menjadi halal. Dan bagi orang yang telah menikah dia telah menguasai separuh agamanya.

Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. [HR. al-Hakim].

Sebuah rumah tangga bagaikan sebuah bangunan yang kokoh, dinding, genteng, kusen, pintu berfungsi sebagaimana mestinya. Jika pintu digunakan sebagai pengganti maka rumah akan bocor, atau salah fungsi yang lain maka rumah akan ambruk. Begitu juga rumah tangga suami, istri dan anak harus tahu fungsi masing-masing, jika tidak maka bisa ambruk atau berantakan rumah tangga tersebut.

Mari kita telaah satu persatu masing-masing fungsi suami dan istri tersebut.


Kewajiban Suami

Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga. Alloh SWT dalam hal ini berfirman:

Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Menikah bukan hanya masalah mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi ternyata tidak mampu menjadi pemimpin bagi keluarganya.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Qs. at-Tahriim: 6).

Suami juga harus mempergauli istrinya dengan baik:

Dan pergauilah isteri-isteri kalian dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. an-Nisaa’: 19).

Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].

Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“

Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.

Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].

Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].

Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat, narkoba, mencuri, dan lain-lain.

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. [HR. Bukhari].


Kewajiban Istri

Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.

Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya.

Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal: disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.

Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist].

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasa'i].

Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisaa’: 34).

Ta’at kepada Allah, ta’at kepada Rasul, memakai jilbab (pakaian) yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah. (Qs. al-Ahzab: 32).

Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits].

Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist].

Perselisihan

Suami dilarang memukul/menyakiti istri, jika terjadi perselisihan ada beberapa tahapan yang dapat ditempuh,

Istri-istri yang kalian khawatirkan pembangkangannya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka dari tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak membahayakan). Akan tetapi, jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].

Jika kalian merasa khawatir akan adanya persengketaan diantara keduanya, maka utuslah seorang (juru damai) dari pihak keluarga suami dan sorang juru damai dari pihak keluarga istri. Jika kedua belah pihak menghendaki adanya perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri. (Qs. an-Nisaa’: 35).

Demikianlah Islam mengatur dengan sempurna kehidupan keluarga sehingga terbentuk keluarga sakinah dan bahagia dunia-akhirat. Wallahua’lam.


LIMA SYARAT KELUARGA
SAKINAH

Sebuah bangunan terdiri dari bata-bata, jika satu batubata hilang, maka
bangunan itu tak hanya keindahannya yang hilang tapi juga kekuatannya.

Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga. Jika keluarga sehat berarti masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia, masyarakat pun bahagia. Setidaknya, ada lima faktor untuk membentuk keluarga sakinah di antaranya sebagai berikut.

1. Dalam keluarga ada mawaddah dan rahmah.
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang mengebu-gebu. Sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan melindungi yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga. Sebaliknya, rahmah, tak cukup memeberikan garansi.

2. Hubungan antara suami istri harus atas berdasarkan saling membutuhkan.

Seperti pakaian dan yang memakainya “hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna”. (QS al Baqarah:187) Kalau kita kaji lebih dalam, fungsi pakaian setidaknya ada tiga; menutup aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, serta sebagai perhiasan. Suami terhadap istri, juga harus memiliki fungsi yang sama.
Jika istri mempunyai sesuatu kekurangan, suami tidak menceritakan pada orang lain. Begitu juga sebaliknya. Jika istri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter. Begitu juga sebaliknya. Istri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan istri . Jangan terbalik, di luaran tampil menarik perhatian orang banyak. Tapi ketika di rumah, tampil tak sedap dipandang mata.

3. Suami istri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial
dianggap patut (ma’ruf), tidak asal benar dan hak.

“Wa’a syiruhunna bil ma’ruf”. (QS. An Nisa : 19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma’ruf . Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami istri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.

4. Menurut hadits Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat.
a. Memiliki kecendrungan kepada agama.
b. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang
muda.
c. Sederhana dalam belanja.
d. Santun dalam bergaul dan selalu melakukan introspeksi

5. Rasulullah juga bersabda tentang empat faktor yang menjadi sumber

kebahagiaan keluarga.
a. Suami dan istri yang setia.
b. Shalih dan shalihah.
c. Anak-anak yang berbakti pada orangtuanya.
d. Lingkungan sosial yang sehat dan rezeki yang dekat.



Hari demi hari tak boleh berlalu begitu saja. Anak sebagai buah cinta kita, tumbuh dan berkembang. Langkah kita hari ini menentukan masa depannya. Semoga mereka bisa menjadi pewaris yang kita dambakan. Selama kita setia pada lima hal di atas, insya Allah pertolongan Allah akan selalu menaungi kelurga kita. Amin.

Kamis, 03 Februari 2011

Penantian Puluhan Tahun Seorang Gadis


“Semoga catatan ini bisa memberi hikmah bagi kita para Akhwat yang sampai

detik ini belum dipertemukan dengan jodohnya”

Sholat jum’at baru saja usai ditunaikan. Pak Yunus seperti biasa masih berada dalam

masjid bersama beberapa bapak yang lain. Tiba-tiba, baru saja selesai berdzikir, Pak Daud

menghampiri Pak Yunus: menepuk pundak Pak Yunus lantas berjabat tangan. Ya, Pak Yunus

dan Pak Daud sudah berteman sejak lama semenjak dipertemukan dalam satu

pengajian.“Gimana kabarnya Pak?”, sapa Pak Daud

“Alhamdulillah baik. Bapak sendiri gimana?”, balas Pak Yunus

“Alhamdulillah.. (terdiam sebentar). Ngomong-ngomong,, masih sendirian aja nih Pak?”,

Pak Daud melempar pertanyaan gurauan yang selama ini sering diajukannya.

Pak Yunus hanya tersenyum seperti biasanya jika ditanya hal itu.

Semenjak istri Pak Yunus meninggal dunia beberapa tahun lalu, Pak Yunus menjalani hariharinya

tanpa pendamping. Usianya yang sudah kepala 6 pula yang sepertinya menjadi salah

satu keputusan untuk tak ingin menikah lagi. Ketiga anaknya yang telah berkeluarga

membuat Pak Yunus semakin kesepian. Ya, sebagai seorang laki-laki, terkadang perasaan

membutuhkan seorang pendamping di hari tua, juga dialami oleh Pak Yunus.

Banyak teman di sekitar Pak Yunus yang menyarankan untuk menikah lagi, termasuk

Pak Daud.

***

1 Syawal 1430 H

“Hei,, saudara-saudara,, Tasya mau nikah 2011 nanti..”, Mira, menantu Pak Daud,

tiba-tiba berteriak di ruang tengah saat kumpul keluarga besar Pak Daud. Spontan, saudarasaudara

yang lain langsung bertanya ke yang bersangkutan, Tasya, anak bungsu Pak Daud.

“Bener Sya?”

“Bener ka Tasya?”

Tasya hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan senyuman, sambil berkata:

“Itu hanya rencana pribadi. Belum tahu rencana ALLAH nantinya..”

Di sisi lain, Tante Yeni hanya terdiam, dan tersenyum yang cukup dipaksakan. Tante

Yeni adalah adik perempuan Pak Daud yang belum juga bersuami di usianya yang menjelang

kepala 5.

Tasya menangkap semburat yang tidak mengenakkan ketika melihat wajah tante

Yeni.Tasya sadar dan merasakan apa yang tante Yeni rasakan: keponakannya sudah

merencanakan akan menikah,, sementara dirinya??. Mungkin hal itulah yang ada di pikiran

tante Yeni, pikir Tasya.



Tante Yeni memang belum menikah hingga saat ini, yang mungkin seharusnya sudah

saatnya mempunyai anak atau bahkan menimang cucu. Tapi, ya itulah jodoh. Tante Yeni bisa

dibilang belum menemukan jodohnya hingga saat ini.

Apakah karena masalah kecantikan? Ooohh,, tentu tidak! Tante Yeni cukup cantik

dengan kulit putihnya. Apakah karena agamanya? Oooohh,, jangan salah,, tante Yeni adalah

wanita yang sangat menjaga qiyamullail. Apakah karena hartanya? Ooohh,, tentu saja tante

Yeni cukup mandiri untuk menghidupi dirinya walaupun tanpa pekerjaan tetap, yang penting

tetap berpenghasilan. Apakah karena keturunannya? Ooohh,, tante Yeni adalah keturunan

terhormat, dari bapak yang seorang kepala sekolah. Lantas,, apa yang membuatnya hingga

saat ini belum juga menikah??

Ya, itulah misteri jodoh. Kita tak kan pernah tahu kapan datangnya, dan kita takkan

pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Kita hanya bisa menanti, berusaha, berdo’a dan terus

memperbaiki diri.

***

Seperti jum’at biasanya, beberapa bapak masih berdzikir di dalam masjid usai sholat

jum’at, termasuk Pak Yunus dan Pak Daud. Pak Yunus menghampiri Pak Daud yang sedang

berada di pojok masjid.

“Assalamu’alaikum. Pak..”, sapa Pak Yunus sambil menjabat tangan Pak Daud.

“Wa’alaikumusalam..”, jawab Pak Daud hangat.

Pak Yunus menyampaikan maksudnya; ia ingin menikah lagi dan ingin mencoba

berkenalan dengan adik perempuan Pak Daud, tante Yeni.

Pak Daud dengan senang hati menerima tawaran itu dan mengabarkan hal ini kepada

adiknya, tante Yeni. Tante Yeni pun mengiyakan; hal ini yang tentunya sangat dinantikan

tante Yeni.

Pertemuan pertama pun sudah diatur oleh Pak Daud. Pak Daud menemani Pak Yunus

untuk berkunjung ke rumah orang tua Pak Daud, yang tak lain dan tak bukan adalah tempat

tinggal tante Yeni. Mereka berbincang dan berkenalan lebih dalam.

Pertemuan demi pertemuan dilakukan. Tak ada jalan berdua, selalu ada yang

menemani, layaknya ta’aruf pada umumnya. Hanya ada 4 kali pertemuan dan kedua belah

pihak keluarga juga menyetujui, termasuk anak-anak Pak Yunus. Akhirnya khitbah pun

dilangsungkan.

***

Keluarga besar Pak Daud telah berkumpul sejak pagi di rumah orang tua Pak Daud.

Hari ini akan ada ada pertemuan dua keluarga: keluarga Pak Yunus dan keluarga tante Yeni.

Di sela-sela persiapan khitbah, Tasya menemani tante Yeni di kamarnya dan

bermaksud mendapatkan cerita yang menarik dari proses ini. Proses menuju pernikahan

seorang gadis berumur 40-an dengan duda berumur 60-an, sungguh kisah yang unik.


“Gimana tante perasaannya?”, tanya Tasya to the point.

“Yaaaa,, gak nyangka aja. Padahal kamu yang udah ngerencanain nikah, sedangkan

tante gak punya rencana apa-apa. Tapi ternyata sekarang tante mau dilamar..”, jawab

tante Yeni sumringah.

“Ya,, gitu deh kalo udah rencana ALLAH. Aku juga itu baru rencana pribadi. Gak tau

deh ke depannya gimana. Mungkin bisa dipercepat atau diperlambat sama ALLAH

dari rencanaku.”, Tasya semakin bijak dalam kata-kata.

“Iya, padahal kan tante udah hampir 50 umurnya. Tapi ternyata emang baru saat ini

ALLAH memberikan jodoh itu. Nggak tau kenapa pas sama Pak Yunus, terasa dimudahin

banget prosesnya, cuma 4 kali ketemuan. Pas ketemuan 2 kali, dia sms kalo mantap dengan

pilihannya. Pas ketemu sama anak-anaknya, tante juga gak merasa takut, biasa aja. Ya, tante

mah berdoa aja sama ALLAH, jika memang ini yang terbaik maka dekatkanlah dan

mudahkanlah, dan jika memang bukan terbaik untukku, maka jauhkanlah dengan baik-baik.

Alhamdulillah,, proses itu dimudahkan dan hati tante pun mantap.”, cerita panjang tante Yeni

begitu membuat Tasya terperangah.

“Semoga lancar ya Tan,, ke depannya..”, Tasya menguatkan tante Yeni, sambil

bersiap menuju ruang keluarga karena sudah banyak yang menunggu.

***

Setelah khitbah, hari itu juga keluarga besar tante Yeni pun berkumpul untuk membicarakan

resepsi pernikahan yang sungguh unik ini. Mulai dari membuat undangan, kepanitiaan

sampai pembagian tugas. Ya, resepsi pernikahan yang akan dilangsungkan tak jauh beda

dengan resepsi pernikahan pasangan muda pada umumnya.

***

Akad nikah yang dilangsungkan beberapa hari setelah Hari Raya Idul Adha begitu

khidmat. Undangan para anak yatim piatu turut merasakan kebahagiaan kedua mempelai

pada resepsi pernikahan. Dan kini, doa tante Yeni terkabul sudah; menutup masa lajangnya.

***

Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata tanteku. Ya, dalam masa penantian menemukan

jodohnya, tak sepatah kata pun kudengar dari bibirnya menyalahkan takdir, menyalahkan

ALLAH yang seolah tak berpihak padanya. Dalam masa penantian itu, dia sibukkan dirinya

dengan ibadah kepada ALLAH dan kegiatan sosial di lingkungannya. Hingga akhirnya,

selama penantian bertahun-tahun, puluhan tahun lamanya, teruji sudah kesabarannya, dan ia

pun mendapatkan jodoh yang insya ALLAH terbaik menurut ALLAH. Itulah misteri jodoh.

Kita tak kan pernah tahu kapan jodoh itu datang. Manusia hanya bisa berencana. Namun,

ALLAH-lah yang berkehendak atas semuanya. Bisa saja jodoh kita datang menjadi lebih

cepat atau bahkan lebih lambat dari rencana kita sebelumnya.

Kita pun tak kan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Entah itu dengan orang yang

sudah dekat dengan kita maupun orang jauh sekalipun yang tak pernah saling bertemu. Atau

bahkan kita tak dipertemukan dengan jodoh kita di dunia ini, tapi di syurga-NYA nanti.

Allahu Akbar!


Saudaraku, yakinlah bahwa ALLAH telah menyiapkan skenario terbaik untuk

kita dalam masalah jodoh. Tak perlu khawatir. Karena ALLAH telah berkata dalam

Q.S An-Nahl:72

“Dan Allah telah menjadikan jodoh-jodoh kamu sekalian dari jenismu sendiri, lalu

menjadikan anak-anak dan cucu bagi kamu dari jodoh-jodohmu.”

Saudaraku, jangan pernah terbersit sedikitpun bahwa ALLAH tak adil karena

sampai saat ini jodoh belum juga menghampiri. Coba instrospeksi diri. Gunakan masa

penantian jodoh ini dengan terus berikhtiar, berdoa dan terus sibuk memperbaiki diri.

Bukankah kita menginginkan jodoh yang baik? Seperti yang dijanjikan-NYA dalam

Q.S An-nuur:26

“Wanita – wanita yang keji adalah untuk laki – laki yang keji dan laki – laki yang keji adalah

untuk wanita yang keji. Dan wanita – wanita yang baik adalah untuk laki – laki yang baik,

dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita – wanita yang baik (pula).”

Teruntuk tanteku:

“Barakallahu Laka Wa Baraka ‘Alaika Wa Jama’a Bainakuma Fi Khair”

Perempuan Yang Dicintai Suamiku


“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…

Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang

pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti

apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi

ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak

kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja,

itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir,

memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan

berdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik

sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang

beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2

kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia

memang tidak suka tertawa lepas. Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun

pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek

sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di

rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.

Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan

diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata

yang begitu cantik seperti yang dia milii. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan

penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan

kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan

mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha

bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu

mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha

yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan

untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat 2-5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario,

setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih

dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain,

dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku

tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.


Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku

sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga

mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan

juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya”, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil

menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak

pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak

pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi

aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah

operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak

mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika

dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa

sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis,

dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku.

Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan

ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari

itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku

pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting

ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya,

dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?”

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku

tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima

karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada

perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak

pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti

perasaannya.

Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku

tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk

mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta

untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah


mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak

pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain

dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku

terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia

bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan

seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan

untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau

mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7

tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia

mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat

hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari

bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan

tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar

dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan

minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu

memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah

menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan

yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja,

bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada

dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya

nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia

mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah

membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah

kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian…

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu

masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

“Mario, suamiku….Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama

kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona

padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk


sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku

sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas

angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik

yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku

sehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika

aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya

menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa kamu

mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?”

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia

bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang

sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu, Rima”

Di surat yang lain,

“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin

es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari

matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola

matamu saat memandang Meisha……”

Disurat yang kesekian,

“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi

suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan

masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka

bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku

selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku

merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku

menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat,

karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan

menantinya……..”

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya…

dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…

“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau

tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan

masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude


Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku

hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu.

Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun

kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2

cinta mulai bersemi dihatimu ?………”

Jelita menatap Meisha, dan bercerita, “Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari

jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya

kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,

dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.

Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil

itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar,

Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”.

Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk

merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan

email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan

selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup

karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa

beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai

mencintainya?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok

aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya,

supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi

karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk

disamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi,

Mario……

Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi

meninggalkan kita.………………………………………

Sumber : Botefilia

Source deryudi

Selasa, 21 September 2010

Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya Tidak Dengan Merayakan Maulid Nabi


sebagai seorang muslim kita wajib mencintai Allah dan Rasulnya semua tu dapat kita lakukan dengan berbagai cara di antaranya sebagai berikut

Syaikh Muhammad Jamil Zainu

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,

إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Ali Imran: 31)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR. Al-Bukhari)


Ayat di atas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam. Menta’ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.

Adapun hadits shahih di atas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, bahkan sebagaimana ditegaskan dalam hadits lain hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Pengaruh kecintaan itu tampak ketika terjadi pertentangan antara perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam dengan hawa nafsunya, keinginan isteri, anak-anak serta segenap manusia di sekelilingnya. Jika ia benar-benar mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam, ia akan mendahulukan perintah-perintahnya dan tidak menuruti kehendak nafsunya, keluarga atau orang-orang di sekelilingnya. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta belaka maka ia akan mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu menuruti setan dan hawa nafsunya.

Jika anda menanyakan kepada seorang muslim, "Apakah anda mencintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam ?" Ia akan menjawab, "Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau." Tetapi jika selanjutnya ditanyakan, "Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar perintahnya dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan Nabi?"

Dia akan menjawab, "Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik." Kita mengatakan padanya, "Seandainya hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta’atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Suatu kali, penulis bersilaturrahim kepada seorang dokter muslim. Penulis melihat banyak gambar orang laki-laki dan perempuan di pajang di dinding. Penulis lalu mengingatkannya dengan larangan Rasulullah dalam soal memajang gambar-gambar. Tetapi ia menolak sambil mengatakan, "Mereka kawan-kawan saya di universitas."

Padahal sebagian besar dari mereka adalah orang-orang kafir. Apalagi para wanitanya yang memperlihatkan rambut dan perhiasannya di dalam gambar tersebut, dan mereka berasal dari negeri komunis. Sang dokter ini juga mencukur jenggotnya. Penulis berusaha menasihati, tetapi ia malah bangga dengan dosa yang ia lakukan, seraya mengatakan bahwa ia akan mati dalam keadaan mencukur jenggot.

Suatu hal yang mengherankan, dokter yang melanggar ajaran-ajaran Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam tersebut mengaku bahwa ia mencintai Nabi. Kepada penulis ia berkata, "Katakanlah wahai Rasulullah, aku ada dalam perlindunganmu!"

Dalam hati penulis berkata, "Engkau mendurhakai perintahnya, bagaimana mungkin akan masuk dalam perlindungannya. Dan, apakah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam akan rela dengan syirik tersebut? Sesungguhnya kita dan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam berada di bawah perlindungan Allah semata."

Kecintaan kepada Rasulullah adalah tidak dengan menyelenggarakan peringatan, pesta, berhias, dan menyenandungkan syair yang tak akan lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak dengan berbagai macam bid’ah yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syari’at Islam. Tetapi, kecintaan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam adalah dengan mengikuti petunjuknya, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan menerapkan ajaran-ajarannya.

Sungguh, alangkah indah ungkapan penyair tentang kecintaan sejati di bawah ini.

"Jika kecintaanmu itu sejati, niscaya engkau akan menta’atinya.
Sesungguhnya seorang pecinta, kepada orang yang dicintainya akan selalu ta’at setia."

[Dari kitab Al Firqatun Najiyah Edisi Indonesia Jalan Golongan Yang Selamat Penulis Syaikh Muhammad Jamil Zainu Judul Bab: Cara Mencintai Allah dan Rasul-Nya]